Senin, 21 Januari 2019

ENDE DAN SAMPAH

Pada Senin, 14 Januari 2019 menjadi hari yang mengagetkan bagi publik NTT. Kementrian LHK  mengumumkan bahwa ada empat kota di NTT yang masuk dalam kategori kota terkotor yaitu Kota Kupang, Kota Ruteng, Kota Bajawa dan Kota Waikabubak.

Cuitan nitizen NTT bertebaran di media sosial menanggapi  nominasi kota terkotor tersebut. Ada yang protes, ada yang menanggapinya secara positif dan ada juga yang hanya adem-adem ayem dalam merespon berita tersebut.

Kemudian ada juga nitizen yang bangga karena kotanya tidak masuk dalam kategori terkotor. “Namun pertanyaannya apakah tidak ada sampah yang bertebaran di kota-kota lain di NTT?” “Tentu tidak”. 

Semua pasti melihat dan memperhatikan bahwa sampah juga ada di beberapa kota yang tidak masuk nominasi tersebut. Mungkin  dalam standar penilaian kategori yang lain bisa terpenuhi sehingga beberapa kota di NTT tidak masuk dalam penilaian kota terkotor. Misalnya kota Ende yang merupakan Kota sejarah, Kota lahirnya Pancasila.

Sumber Foto : FB. Dieogo Armando Abdullah
Tidak bisa dipungkiri bahwa di Ende sampah juga bertebaran baik dalam kota maupun dipinggir kota bahkan hingga ke pantai dan lautan. Banyak nitizen yang mengupload foto-foto tentang sebaran sampah. Kemudian ada yang menanggapinya  secara beragam. Jika di ikuti dalam jagat medsos ada nitizen yang menyalahkan pihak pemerintah karena tidak cekatan dalam menanggapi persoalan sampah di Ende.

Sah-sah saja dan tidak ada yang salah dengan ragam penilaian tersebut. Pemerintah memang perlu menyiapkan regulasi, manajemen, fasilitas dan edukasi tentang sampah. 

Namun mari berpikir secara fair dan jernih. Dari manakah asal sampah-sampah yang bertebaran? Tentu sumbernya dari semua komponen yang ada di kota tersebut baik itu produsen, distributor maupun konsumen yang merupakan penghasil sampah.


Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa sampah dapat membawa petaka meskipun ada juga yang membawa berkah. Akan tetapi yang terlihat selama ini dampak negatif dari sampah sudah banyak yang merasakannya. Ketika musim hujan kerap kali terjadi banjir karena saluran pembuangan tertutup sampah, drainase menjadi sarang nyamuk bahkan hingga bandara Ende pernah terkena dampak karena sampah.

Kemudian ketika masing-masing komponen sebagai penghasil sampah tersebut saling melempar kesalahan maka penanganan sampah tidak akan pernah terselesaikan. Harusnya berbagai komponen juga berpikir dan beraksi dalam dalam menanganinya. Sudah tidak waktunya saling melempar kesalahan dalam menangani sampah yang kian bertebaran.

Maka disini yang dibutuhkan adalah kesadaran dan komitmen dari setiap warga bukan hanya beberapa pihak yang bertanggung jawab baik itu pemerintah ataupun para pemerhati lingkungan. Penangananan sampah tidak sekedar hanya pembicaraan atau retorika namun perlu aksi nyata.

Di sisi lain banyak juga nitizen NTT termasuk di Ende yang memposting gambar-gambar keindahan dan bersihnya beberapa kota lain di Indonesia seperti Kota Surabaya yang meraih penghargaan Nasional hingga Internasional. Entah motivasinya adalah untuk membandingkan atau menggambarkan sebuah mimpi. Akan tetapi jika diterjemahkan  cuitan nitizen mungkin itu adalah ekspresi akan kerinduan dan keinginan akan bersihnya kota. 

Namun hal yang terpenting dan dibutuhkan adalah aksi nyata agar kotanya bisa bersih dan indah. Aksi penanganan sampah bukan karena untuk memperoleh sebuah penghargaan atau penilaian, tapi bersih dan indahnya suatu daerah adalah untuk orang-orang yang ada di daerah sendiri.

Andaikan jika dalam satu hari saja di terapkan “hari bersih sampah” dan semua komponen terlibat dalam aksi nyata penanganan sampah di lingkungannya masing-masing mungkin dalam sekejap kota bisa bersih dan indah. Tapi ini hanya mimpi karena membutuhkan komitmen dan kesadaran.


2 komentar:

  1. Pengelolaan Sampah harus menjadi tanggung jawab bersama..
    Utk diketahui penilaian adipura,kota terbersih dan kota terkotor..
    Indikator yg mendapat nilai paling tinggi yg dilihat adalah Tempat Pembuangan Akhir(TPA) sampah dan Pengelolaan Sampah nya..

    BalasHapus