Tok…tok…tok…dari
kejauhan terdengar bunyi alat menenun yang berbenturan dengan landasan benang dengan resonansi suara tersendiri. Semakin
dekat suaranya semakin jelas yang dipadukan dengan gemercik suara dari bambu yang
telah terisi lungsin benang.
Gerakannya
tangannya yang gemulai dalam mengayun
alat tenun dengan jari jemari yang lihai untuk memilin benang untuk menghasilkan
selembar kain tenun tradisional. Meskipun tangannya sibuk menenun namun mereka sambil bersenda gurau agar dapat menghibur diri dari
rutinitas keseharian yang membutuhkan kekuatan fisik dan daya konsentrasi
tingkat tinggi.
Ya..itulah
perempuan-perempuan desa yang mengais rejeki dari selembar tenun ikat agar
dapat membantu kebutuhan rumah tangga. Mereka dapat dikategorikan sebagai
perempuan-perempuan tangguh karena pekerjaan yang dilakukan menghasilkan multi
nilai dalam kehidupan sosial masyarakat.
Untuk menghasilkan selembar kain tenun ikat mereka harus melakukan berbagai proses atau melalui tahapan-tahapan tersendiri dengan memakan waktu yang
cukup lama. Namun mereka tidak mengeluh ataupun menggerutu akan beratnya
pekerjaan yang mereka lakukan. Itu adalah pilihan di tengah tuntutan hidup yang
kian kompleks dan budaya dari para leluhur yang wajib mereka wariskan.
Akhir-akhir ini pamor tenun ikat sebagai karya kerajinan
tangan (handmade) berhasil mendapatkan tempat tersendiri bagi sebagian kalangan
masyarakat. Terutama bagi mereka yang menghargai produk seni dan budaya
tradisional. Tenun ikat tidak seperti produk kain tekstil yang menggunakan
mesin karena dapat menghasilkan banyak kain sekaligus dengan motif, corak
ataupun warna yang seragam.
Sebagai karya yang unik tenun ikat dapat dikatakan sebagai produk
limited edition. Sehingga, ketika orang membeli atau menggunakan selembar tenun
ikat, warna atau coraknya boleh sama namun guratan motifnya tentu ada
perbedaan. Tak ada barang hasil karya tangan yang persis sama. Karena kain
tenun ikat dibuat dengan mengandalkan beberapa indera manusia yang tentunya
tidak dimiliki sebuah mesin. Indera yang dibantu akal pikiran mampu
menghasilkan potensi dan kreasi yang tak terbatas dalam menghasilkan sebuah
karya bernilai seni tinggi dan nilai-nilai manfaat pada beberapa aspek kehidupan.
Dalam
tenun ikat terdapat beberapa aspek yang menjadi nilai yang terkandung di dalam
proses maupun hasil dari selembar tenun ikat. Aspek-aspek ini dapat diuraikan
antara lain;
- Aspek Sosial : Dalam aspek sosial kain tenun banyak digunakan untuk
upacara-upacara adat seperti kelahiran, perkawinan, ataupun kematian. Ketika
terjadi suatu peristiwa di tengah masyarakat desa, tenun ikat menjadi
suatu symbol barang bawaan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.
- Aspek Budaya. Selain sebagai warisan turun temurun dari leluhur,
dalam penggunaan tenun ikat sudah
disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta si pemakai itu sendiri. Bahkan
lambang, motif dan warnanya pun
telah disesuaikan.
- Aspek Ekonomi : Kain tenun dalam aspek ekonomi dipakai sebagai alat
pertukaran. Pertukaran dalam arti barang yang dipertukarkan dengan barang
lainnya ataupun dapat diperjualbelikan.
- Aspek Religi : Pada aspek religi terlihat bahwa ragam hias yang
diterapkan mengandung unsur perlambangan yang berhubungan dengan
kepercayaan dan keyakinan Sang Ilahi.
Dalam upacara keagamaan kain tenun khusus digunakan oleh pemuka agama atau
pemuka-pemuka adat.
- Aspek Estetika : Aspek estetika terlihat pada keterampilan indrawi,
ketekunan didalam menciptakan suatu karya handmade. Baik dari segi garis,
motif, warnanya dan menghasilkan suatu nilai estetika.
Sebagai generasi Flobamorata dan warga Negara Indonesia kita harusnya bangga
akan warisan budaya masa lampau karena terdapat ragam nilai yang terkandung
didalamnya. Ia dihasilkan melalui eksplorasi indrawi orang-orang tangguh yang
tekun dalam mengurai, memilin dan menenun. Sedangkan dalam fakta yang berani
mengestafetkan tradisi tersebut adalah kaum perempuan. Ya…mereka terus berjuang
dengan kreasinya di tengah hegemoni kain tektsil yang saat inipun juga
mengimitasi motif-motif tenun ikat.
Melalui kain tenun ikat tradisional kita dapat
melihat keberagaman budaya NTT maupun budaya Indonesia. Kain tenun ikat tidak saja hanya
dilihat dari ragam motifnya namun kita juga dapat melihat jenis benang yang
dipakai, teknik pembuatannya yang tradisional tetapi kita juga dapat mengenal
berbagai fungsi kegunaan dan arti kain tenun ikat dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari yang dimana semua itu mencerminkan adat istiadat dan kebudayaan
masing-masing daerah.
Semoga tulisan mini ini menggugah kita untuk
lebih menghargai karya daerah sendiri yang tidak sekedar melalui kata-kata
ataupun melalui pujian-pujian kebanggan namun juga diimpementasikan pada
kehidupan dan gaya fashion kita.
Video dibawah ini menggambarakan tentang sosok perempuan-perempuan tangguh yang merupakan karya sendiri.
Video dibawah ini menggambarakan tentang sosok perempuan-perempuan tangguh yang merupakan karya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar