Senin, 26 November 2018

MENGAPA HARUS ADA ISTILAH MANTAN GURU???


Setiap tanggal 25 November selalu diperingati sebagai hari guru. Hari penghormatan terhadap mereka-mereka yang digelar sebagai pahlawan tanda jasa. Sehingga di era teknologi informasi dan sejak boomingnya medsos, berbagai ucapan selamat terhadap para guru  disematkan dalam jagat medos.

Tulisan ini pernah  saya posting dua tahun lalu pada wall fb saya. Dasarnya berangkat dari pengalaman pribadi ketika bersama beberapa teman, kami sedang melaksanakan suatu kegiatan di salah desa yang ada di daerah saya.

Pada kesempatan   itu  kami sempat bertemu dengan seseorang yang usaianya sudah tua namun masih terlihat kewibawaannya. Salah seorang teman kami menyapa orang tersebut dan kelihatannya mereka cukup akrab. Sayapun menanyakan kepada teman saya “siapa orang tersebut”. Lalu dijawab itu mantan gurunya waktu SD.

Mungkin kita pernah mendengar cerita dari teman atau kita-pun pernah mengalami langsung sebuah kejadian seperti yang kami alami tersebut. Ketika kita sedang bersama teman dan bertemu dengan seseorang mungkin teman kita menyapa orang tersebut. Nah kita bertanya siapakah orang yang anda tegur, mungkin ada jawaban, “ oh..itu mantan guru saya.

Pernyataan inilah yang menurut saya kurang pas ketika kita menempatkan seseorang berdasarkan profesinya. Maaf bagi saya tidak ada istilah mantan guru atau bekas guru.

Memang saat ini kita sudah tidak lagi belajar ataupun menerima ilmu pengetahuan dari mereka-mereka yang pernah menjadi guru kita. Ya bisa saja karena jenjang belajar kita sudah usai bersama mereka karena sudah lulus. Namun satu huruf, satu kata dan satu kalimat dan setiap simbol yang mereka ajarkan kepada kita pernah terisi pada otak kita dan tidak akan pernah pudar seiring waktu. Kalaupun kita lupa, mungkin di suatu waktu dan dilain kesempatan kita kembali mengingatnya bahwa dulu saya pernah memperoleh pelajaran tersebut.

Ya..memang banyak pengertian yang mengatakan seseorang dikatakan guru ketika dia masih aktif mengajar dan kita sendiri berinteraksi langsung dalam proses belajar tersebut. Sebagaimana pengertian yang berkembang tentang term guru yang merujuk pada pendidikn professional yaitu orang yang berprofesi untuk mendidik, mengajar, melatih,  membimbing, mengevaluasi dan menilai.

Namun jika kita mencerna secara detil filosofi  guru itu merupakan orang yang memandu muridnya dalam memperoleh jalan kebenaran dan menuju jalan kesuksesan. Tahap demi tahap atau disetiap jenjang pendidikan entah itu formal maupun non formal seseorang di didik dan dibimbing menjadi seorang manusia yang manusiawi.

Sehingga bagi saya tidak ada istilah mantan guru, bekas guru, eks guru ataupun adagium bekas muridnya maupun beragam istilah lainnya. Ya..ada juga polemik yang mengatakan seseorang dikatakan guru ketika dia masih aktif mengajar dan kita sendiri berinteraksi langsung dalam proses belajar tersebut. Namun yang namanya guru ya tetap seorang guru meskipun dia sudah pensiun dan bahkan sampai ia sudah meninggal.  Sampai kapanpun mereka tetap guru kita. Walaupun sudah dipisahkan ruang dan waktu ataupun kita kembali pada ruang dan status yang sama dengan mereka, mereka tetaplah guru kita. Guru yang membimbing kita, guru yang mendidik dan mengajarkan kita tentang sebuah obyek yang menjadi suatu pengetahuan.

Disinilah terjadi norma yang menjadi adab seorang murid terhadap gurunya. Adab yang  diberi kemanfaatan  dan keberkahan dari Yang Maha Kuasa harus tetap terjaga dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. sampai kapanpun mereka tetaplah guru yang pernah membimbing kita dan menjahit kain perjalan hidup kita dalam dunia pendidikan.

OLEH : X-SAN

2 komentar: