![]() |
Archy Said Difabel dengan karya grafir |
Bermula
dari menerima share postingan facebook, saya terkesima dengan karya unik seorang
remaja difabel. Namanya Archy Said, warga RT 02 Desa Manulondo Kecamatan Ndona
Kabupaten Ende.
Sebelumnya
saya memang sudah mengenal sosok ini.
Namun semenjak ia mengalami musibah saya
sudah jarang bertemu apalagi mengetahui perkembangannya. Hingga ia muncul
dengan karyanya yang unik dan menggugah rasa kagum serta salut dengan
semangat anak ini.
Menyimak postingannya, naluri menulis mulai
terngiang-ngiang dibenak. Update status saya
di akun facebook tentang semangat dan kreasi uniknya mendapat banyak respon. Hingga salah satu rekan dari RRI Pro 2 Ende berkomunikasi
dengan saya untuk bertemu dengan anak tersebut.
![]() |
Bersama Bung Armando (Crew RRI Pro 2 Ende) saat berkunjung ke kediaman Archy |
Sayapun
menghubungi Archy untuk menanyakan kesediaannya. Alhamdulillah beliau bersedia.
Hari Sabtu, 22 September 2018 pukul
16.30, bersama wartawan RRI Pro 2 Ende (Bung
Armando Abdullah), kami bertandang ke kediaman Archy.
Diawal
pertemuan, bukan muncul rasa kasihan dengan kondisi fisik archy yang sudah
tidak normal seperti dulu. Saya dan bung
Armando terpana dengan karya grafir yang dipampang di kamarnya.
Armando
dengan naluri pers-nya mulai menginterview archy. Dari kondisi fisik maupun karya-karya yang sudah
dibuatnya. Archy-pun bercerita awal mula
hingga ia mengalami cacat kaki.
“Tahun
2012, saat itu dia masih di kelas 2 SMKN 2 Ende. Pagi hari ketika berangkat ke sekolah, angkot yang
penumpangnya rata-rata anak sekolah mengalami kecelakaan dan terbalik di
seputaran Ndona. Meskipun tidak ada korban jiwa namun Archy menjadi
satu-satunya penumpang yang mengalami cederah parah karena kakinya dijepit bodi
angkot.
Sejak
saat itu orang tua dan keluarganya terus
berupaya untuk menyembuhkan kakinya
bahkan hingga ke Jakarta. Namun apa mau dikata,
kondisinya tetap tidak stabil hingga ia mengalami cacat kaki dan tidak
bisa berjalan.
Menurut
Archy, “awalnya Ia memang sempat mengalami depresi dengan kondisi fisiknya,” “Jika dulu ia
mau kemana saja tanpa ada hambatan,”. Namun sejak musibah tersebut
pergerakannya sudah terbatas meskipun dibantu kursi roda. Impian sekolahpun
buyar karena harus melakukan pengobatan dengan rentang waktu yang cukup lama.
Seiring
waktu, dengan pendampingan dan motivasi dari orang tua serta keluarga, ia mampu
melewati masa-masa depresi. Ia akhirnya bangkit dari keterpurukan karena
perasaan jengkel. Jengkel dengan kata kasihan yang ditujukan kepadanya.
Menurut Arkhy, “Setiap orang yang
menjenguk saya selalu mengucapkan kata-kata KASIHAN”. Karena keseringan mendengar kata-kata tersebut, saya menjadi
benci dengan kata “kasihan”. Hingga
terbersit dalam pikiran “saya masih punya tangan, masih punya otak, anggota tubuh saya yang lain juga masih bisa
berfungsi. Ini mungkin teguran dan hikmah dari Ilahi dan saya harus melakukan
sesuatu agar orang tidak berbicara dengan kasihan ketika melihat saya, tetapi
melihat karya saya”.
Awalnya
Ia mulai berkreasi dengan barang-barang
bekas seperti membuat hiasan lampu dari
batok kelapa, miniatur motor gede (moge) dari bungkusan rokok atau kaleng
bekas, robot-robotan dari pemantik bekas ataupun miniatur mobil dan bus yang
juga dari barang-barang bekas. Hasil karyanya dipasarkan dimedia sosial. Hingga
pada suatu kesempatan di media facebook ia bertemu dengan salah seorang seniman
grafir kaca dari Mojokerto. Ia-pun
tertarik dengan karya-karya seniman Mojokerto tersebut.
Archy-pun
membangun komunikasi dengan sang seniman dari Mojokerto. Namun awalnya sang seniman
tersebut tidak percaya dengan cerita Archy tentang kondisi fisik dan tekad
arkhy. Namun dari media videocall sang seniman akhirnya melihat langsung kondisi
Archy. Hingga akhirnya sang seniman
Mojokerto memutuskan untuk membimbing Archy.
![]() |
Hasil Karya Archy (sumber foto; facebook Archy Said) |
Dengan
belajar otodidak dan bimbingan jarak jauh dari seniman grafir di Mojokerto Archy akhirnya bisa membuat karya sendiri.
Ia-pun memasarkan karyanya pada media sosial. Alhamdulillah beberapa orderan
lukisan grafir selain dari daerah NTT juga dari luar NTT hingga luar negeri.
Dari
cerita Archy said, saya dan Bung Armando tidak hanya terdecak kagum dengan
karyanya yang unik. Kami patut
mengangkat topi dan salut dengan semangat beliau untuk bangkit dari
keterpurukan dan berkarya dari keterbatasan fisiknya.
Ya,
memang banyak orang difabel yang sukses. Tapi
butuh waktu bagi orang yang awalnya normal kemudian mengalami cacat
fisik untuk bangkit dan membuat suatu karya.
Pasca
wawancara dengan Bung Armando dikediamannya, RRI Pro 2 Ende dalam satu segmen
acaranya beberapa kali mengundang Archy sebagai narasumber. Sejak saat itu
orderan lukisan grafir semakin banyak.
Dalam
benak saya muncul pertanyaan, “Jika yang difabel mampu bangkit dengan kreasi
dalam keterbatasan, kenapa sebagian orang yang normal masih terkungkung dengan
pola pikir yang stagnan dan mudah putus asa?
Inilah beberapa hasil karya Archy Said (Sumber Gambar Facebook Archy Said: https://www.facebook.com/arky.nko)
BAGI YANG BERMINAT
LAMPU HIAS ACRILIK MIKA
Kontak order ARCHY SAID
: 085338388975
082235572088
BAGI YANG BERMINAT
LAMPU HIAS ACRILIK MIKA
Kontak order ARCHY SAID
: 085338388975
082235572088
Dan inilah video wawancara kami dengan Archy Said.
Kreativitas yang musti digulung pak. Semangat selalu untuk Archy, berkarya dan berkarya terus 👍
BalasHapusBerkarya Tanpa Batas
BalasHapusSepakat. Tak ada batas untuk berkarya
HapusLuarbiasa dengan segala keterbatasan namun mampu brkarya dgn maksimal. Kita sudah menghasilkan karya yang seprti apa?
BalasHapusIni sebuah pelajaran berharga bagi yang normal
HapusHebat! Jao saja yang belum pergi ke sana ketemu dengan dia hhahaha Armando curang na :D
BalasHapusInsyaa Allah kalau ada waktu kita kesana
Hapus