Mungkin ketika berbicara tentang kata
bermain, tentu ada sebagian yang akan mengarahkan pikirannya dengan anak-anak. Ya,
karena dunia anak lekat dengan aktifitas bermain. Bahkan banyak riset dan persepektif para ahli yang
menerjemahkan aktfitas bermain dengan anak-anak. Tak ada yang salah karena tergantung obyek dan sudut pandang.
Namun pertanyaannya, apakah aktifitas bermain
itu hanya terjadi pada anak-anak? "Jawabannya tidak". Dalam lika-liku kehidupan seseorang,
bermain merupakan hal yang biasa dan
universial. Setiap orang akan melakoni aktifitas yang namanya bermain.
Bermain tidak mengenal batas usia. Bermain selalu lekat dengan kehidupan manusia baik itu
anak-anak, remaja maupun orang dewasa dan bermain adalah hak setiap orang. Yang
membedakannya hanyalah pada jenis permainan dan waktu bermain.
Menurut Teori
Psikologis, permainan merupakan penampilan dorongan- dorongan yang tidak
disadari pada anak-anak dan orang dewasa. Ada dua dorongan
yang paling penting menurut Alder ialah : dorongan berkuasa, dan menurut
Freud ialah dorongan seksual atau libidi sexualis. Alder berpendapat bahwa,
permainan memberikan pemuasan atau kompensasi terhadap perasaan- perasaan diri
yang fiktif. Dalam permainan juga bisa disalurkan perasaan-perasaan yang lemah
dan perasaan- perasaan rendah hati.(*matakota.id.news)
Sehingga Siapa bilang bermain hanya untuk
anak-anak? Faktanya, orang dewasa juga memiliki kebutuhan akan hal ini.
Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah, apa dampak yang diperoleh orang
dewasa ketika mereka bermain? Tentu saja, selain perasaan senang dan lebih rileks,
ternyata bemain juga bisa membuat kinerja otak menjadi lebih optimal dan
produktif.
Beberapa artikel kedokteran dan penelitian banyak yang menerbitkan jurnal-jurnal resmi yang
menyatakan bahwa otak adalah organ yang adaptif dan dapat dipengaruhi oleh
kebiasaan sehari-hari termasuk bermain. Otak layaknya otot, akan menurun
kemampuannya jika tidak dilatih. Sebaliknya, jika seseorang rutin melatih otak
dengan serangkaian kegiatan positif, maka hasilnya akan luar biasa.
Hakekat
bermain adalah seseorang memiliki kesempatan
untuk menggunakan potensi panca indranya. Dari hasil tangkapan panca indra dia
akan mengasah kemampuan motorik, kognitif dan imajinatifnya.
Ya, boleh dikatan bermain adalah kebutuhan bagi setiap orang yang dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dengan
siapa saja, dan menggunakan apa saja. Seseorang bahkan bisa menikmati
kesenangan bermain hanya dengan menggunakan imajinasinya. Ia akan memperoleh
suatu effek dari aktifitas bermainnya dan
hanya akan di dapat apabila ia senang melakukannya. Sehingga suatu aktifitas
hanya dapat dikatakan aktifitas bermain apabila seseorang itu memutuskan apa
yang akan dia mainkan dan bagaimana memainkannya serta apa dampaknya.
Suatu permainan akan memiliki efek positif jika digunakan untuk kepentingan mengembangkan aspek psikologi dan fisik. Namun permainan juga akan membawa dampak negatif jika digunakan sebagai obyek untuk disalah gunakan. Misalnya, game-game yang dijadikan sebagai media perjudian.
Suatu permainan akan memiliki efek positif jika digunakan untuk kepentingan mengembangkan aspek psikologi dan fisik. Namun permainan juga akan membawa dampak negatif jika digunakan sebagai obyek untuk disalah gunakan. Misalnya, game-game yang dijadikan sebagai media perjudian.
Sebuah kalimat bijak mengatakan “Jika bermain dalam suatu permainan maka jadilah pemain
yang tidak sekedar main-main. Namun janganlah bermain-main dalam suatu permainan jika tidak ingin dipermain-mainkan”.
BACA JUGA : PERMAINAN TRADISIONAL DIPERSIMPANGAN ZAMAN
Bermain bisa menjadi rekreasi, menjadi olah raga, bisa juga sebagai sarana belajar ☕👍
BalasHapusBetul sekali. Tinggal dari pemainnya untuk menentukan apapun jenis permainannya.
Hapus