![]() |
Danau Kelimutu |
Penghujung
Tahun 2018 masyarakat Kabupaten Ende dan
sebagian nitizen di hebohkan dengan perubahan danau kelimutu. Tahun ini danau
kelimutu mengalami perubahan warna yang cukup cepat dan tidak lazim dari
sebagaimana biasanya di bulan februari
atau maret.
Sejak
tanggal 27 Desember 2018 danau Ata Polo
mengalami beberapa kali perubahan dari Hijau kebiruan menjadi hijau, kemudian
berubah lagi ke hijau tua lalu menjadi
warna coklat. (Sumber Vox NTT).
Secara
ilmiah, perubahan warna ini karena adanya interaksi perubahan vulkanik, geologi
dan tensi hujan yang terus menerus. Sudah banyak riset terkait perubahan danau
kelimutu. Sejumlah ilmuwan menduga perubahan danau kelimutu karena aktivitas
danau yang merupakan gunung berapi, pembiasan cahaya matahari, mikrobiota,
ganggang, zat kimia maupun pantulan warna dinding. Hasil riset juga masih
menduga-duga sehingga dapat dikatakan belum ada kepastian tentang penyebab
berubahnya danau kelimutu.
Dengan
adanya perubahan warna yang sering sering
terjadi hal inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Sehingga dapat
dikatakan satu-satunya danau yang unik dan selalu berubah warna adalah danau
kelimutu yang berada di Ende Flores NTT
![]() |
Danau Kelimutu Berubah Warna |
Namun
dalam kepercayaan masyarakat lokal terdapat hal mistis yang sudah melekat pada
danau kelimutu. Masing-masing danau di huni oleh arwah orang yang sudah
meninggal. Di danau Ata Bupu di huni
oleh arwah para orang tua dan leluhur. Danau Ko’o Fai Nuwa Muri di huni oleh
arwah muda mudi dan danau Ata Polo
di huni oleh arwah orang-orang yang memiliki magic.
Menurut
kepercayaan masyarakat, ketika salah satu danau atau ketiga danau berubah warna
maka akan terjadi sesuatu di negeri ini terkait dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Entah itu siatuasi politik, bencana alam maupun perekonomian bangsa.
Dalam kepercayaan masyarakat jika danau tidak berubah dalam satu tahun maka negeri
ini dalam kondisi nyaman dan tentram. Namun jika terjadi perubahan warna maka
itu menjadi suatu tanda-tanda alam dalam kehidupan berbangsa di negeri ini, (wallahu
A’lam bish shawab).
Ya,
ini hanya kepercayaan masyarakat setempat. Namun bila mengikuti pemberitaan di
media masa dan dikaitkan dengan berubahan warna danau kelimutu, dalam fakta
negeri ini sudah banyak mengalami kemelut politik maupun bencana alam.
Misalnya
di tahun 2016 dan 2017. Beberapa kali danau kelimutu berubah warna dan banyak
kejadian bencana alam yang melanda negeri ini. Memang dalam perubahan warna
tidak beriringan dengan rentetan kejadian bencana alam atau fenomena politik. Namun
bagi masyarakat setempat jika terjadi perubahan warna danau, maka cepat atau
lambat akan ada kejadian yang menimpa bangsa ini, (wallahu A’lam bish shawab).
Terlepas
ini adalah mitos atau keyakinan masyarakat lokal, namun hal yang utama adalah setiap
rakyat di negeri ini sudah saatnya untuk berbenah diri dan tawakal dengan selalu
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Masing-masing menjalankan
fungsinya sesuai amanah dari Tuhan. Baik
itu pemimpin maupun rakyat sebagai umat di beri kepercayaan yang sama sebagai
khalifah di muka bumi bukan sebagai perusak di muka bumi.