Jumat, 23 November 2018

PEREMPUAN -PEREMPUAN TANGGUH; SANG PEWARIS TENUN IKAT


Tok…tok…tok…dari kejauhan terdengar  bunyi  alat menenun  yang berbenturan dengan landasan  benang dengan resonansi suara tersendiri. Semakin dekat suaranya semakin jelas yang dipadukan dengan gemercik suara dari bambu yang telah terisi lungsin benang.

Gerakannya tangannya yang  gemulai dalam mengayun alat tenun dengan jari jemari yang lihai  untuk memilin benang untuk menghasilkan selembar kain tenun tradisional. Meskipun tangannya sibuk menenun namun mereka sambil  bersenda gurau agar dapat menghibur diri dari rutinitas keseharian yang membutuhkan kekuatan fisik dan daya konsentrasi tingkat tinggi.

Ya..itulah perempuan-perempuan desa yang mengais rejeki dari selembar tenun ikat agar dapat membantu kebutuhan rumah tangga. Mereka dapat dikategorikan sebagai perempuan-perempuan tangguh karena pekerjaan yang dilakukan menghasilkan multi nilai dalam kehidupan sosial masyarakat.
Untuk menghasilkan selembar kain tenun ikat  mereka harus melakukan berbagai  proses  atau  melalui tahapan-tahapan tersendiri  dengan memakan  waktu  yang cukup lama. Namun mereka tidak mengeluh ataupun menggerutu akan beratnya pekerjaan yang mereka lakukan. Itu adalah pilihan di tengah tuntutan hidup yang kian kompleks dan budaya dari para leluhur yang wajib mereka wariskan.

Akhir-akhir  ini pamor tenun ikat sebagai karya kerajinan tangan (handmade) berhasil mendapatkan tempat tersendiri bagi sebagian kalangan masyarakat. Terutama bagi mereka yang menghargai produk seni dan budaya tradisional. Tenun ikat tidak seperti produk kain tekstil yang menggunakan mesin karena dapat menghasilkan banyak kain sekaligus dengan motif, corak ataupun warna yang seragam.

Sebagai karya yang unik  tenun ikat dapat dikatakan sebagai produk limited edition. Sehingga, ketika orang membeli atau menggunakan selembar tenun ikat, warna atau coraknya boleh sama namun guratan motifnya tentu ada perbedaan. Tak ada barang hasil karya tangan yang persis sama. Karena kain tenun ikat dibuat dengan mengandalkan beberapa indera manusia yang tentunya tidak dimiliki sebuah mesin. Indera yang dibantu akal pikiran mampu menghasilkan potensi dan kreasi yang tak terbatas dalam menghasilkan sebuah karya bernilai seni tinggi dan nilai-nilai manfaat pada beberapa aspek kehidupan.


Dalam tenun ikat terdapat beberapa aspek yang menjadi nilai yang terkandung di dalam proses maupun hasil dari selembar tenun ikat. Aspek-aspek ini dapat diuraikan antara lain;
  1. Aspek Sosial : Dalam aspek sosial kain tenun banyak digunakan untuk upacara-upacara adat seperti kelahiran, perkawinan, ataupun kematian. Ketika terjadi suatu peristiwa di tengah masyarakat desa, tenun ikat menjadi suatu symbol barang bawaan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.
  2. Aspek Budaya. Selain sebagai warisan turun temurun dari leluhur, dalam penggunaan tenun ikat  sudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta si pemakai itu sendiri. Bahkan lambang, motif  dan warnanya pun telah disesuaikan.
  3. Aspek Ekonomi : Kain tenun dalam aspek ekonomi dipakai sebagai alat pertukaran. Pertukaran dalam arti barang yang dipertukarkan dengan barang lainnya ataupun dapat diperjualbelikan.
  4. Aspek Religi : Pada aspek religi terlihat bahwa ragam hias yang diterapkan mengandung unsur perlambangan yang berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan  Sang Ilahi. Dalam upacara keagamaan kain tenun khusus digunakan oleh pemuka agama atau pemuka-pemuka adat.
  5. Aspek Estetika : Aspek estetika terlihat pada keterampilan indrawi, ketekunan didalam menciptakan suatu karya handmade. Baik dari segi garis, motif, warnanya dan menghasilkan suatu nilai estetika.
Sebagai generasi Flobamorata  dan warga Negara Indonesia kita harusnya bangga akan warisan budaya masa lampau karena terdapat ragam nilai yang terkandung didalamnya. Ia dihasilkan melalui eksplorasi indrawi orang-orang tangguh yang tekun dalam mengurai, memilin dan menenun. Sedangkan dalam fakta yang berani mengestafetkan tradisi tersebut adalah kaum perempuan. Ya…mereka terus berjuang dengan kreasinya di tengah hegemoni kain tektsil yang saat inipun juga mengimitasi motif-motif tenun ikat.

Melalui kain tenun ikat tradisional kita dapat melihat keberagaman budaya NTT maupun budaya Indonesia. Kain tenun ikat tidak saja hanya dilihat dari ragam motifnya namun kita juga dapat melihat jenis benang yang dipakai, teknik pembuatannya yang tradisional tetapi kita juga dapat mengenal berbagai fungsi kegunaan dan arti kain tenun ikat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang dimana semua itu mencerminkan adat istiadat dan kebudayaan masing-masing daerah.


Semoga tulisan mini ini menggugah kita untuk lebih menghargai karya daerah sendiri yang tidak sekedar melalui kata-kata ataupun melalui pujian-pujian kebanggan namun juga diimpementasikan pada kehidupan dan gaya fashion kita.

Video dibawah ini menggambarakan tentang sosok perempuan-perempuan tangguh yang merupakan karya sendiri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar