Kamis, 29 November 2018

MENGENAL DIRI DALAM FILOSOFI HIDUP SUKU ENDE LIO



Kasus penistaan agama/pencemaran, dengan segala eskalasinya yang terjadi dibeberapa daerah beritanya meluas hingga ke seluruh pelosok negeri. Berbagai opini  terus berkembang baik pro maupun kontra akan kebenaran suatu keyakin. Pada ranah public selanjutnya diangkat menjadi sebuah grand thema untuk digoreng sedemikian rupa kemudian menggurita kemana-kemana.

Maaf…Saya tidak ingin berpolemik pada beberapa kasus penistaan agama dan suara-suara para pendukung yang pro maupun kontra ataupun membuat pernyataan pribadi bahwa keyakinan agama sayalah yang paling benar.

Pertanyaannya,… kenapa sih akhir-akhir ini keyakinan ilahiah selalu menjadi bahan empuk untuk dipermasalahkan. Kemudian ketika ada yang  menyentilnya orang-orang sangat sensitif dan  langsung marah?

Saya mencoba melihat dari sisi yang berbeda dalam kehidupan manusia yang sebenarnya telah tercantum dalam ajaran agama maupun dalam nilai kearifan lokal di masing-masing daerah. Akan tetapi hal tersebut kadang terlupakan sehingga belum terlintas dalam ingatan masyarakatnya yaitu tentang diri kita sendiri.  Mungkin karena kadang kita sibuk dengan rutinitas kehidupan kita sehari-hari.


Menurut saya dasar dari semua persoalan saat ini adalah diri kita sendiri. Kita mungkin keseringan melihat suatu fenomena diluar diri kita dan lupa untuk melihat tentang diri kita sendiri.

Ya..Diri kita sendiri sebagai subyek dan obyek dari sistem kehidupan yang dalam kosakata bahasa Indonesia disebut “Mengenal Diri”. 
Who I Am (Siapakah saya) sebenarnya filosofi tersebut dalam berbagai etnis dengan istilahnya masing-masing sudah ada. Demikian juga  dalam suku Ende  Lio yang disebut “Mbe’o Tebo” (mengenal diri).

Bagi orang Ende Lio terdapat salah satu  nasihat  dari para leluhur maupun Orang Tua   dengan kalimat mini yang terkesan biasa saja namun terkandung makna yang sangat dalam.
Kalimatnya dalam bahasa Ende Demi Mbe’o Peka Tembo, kau ngaza mbe’o  odza muri..demi mbe’o peka odza muri kau ngadza mbe’o Ngga’E.  ATAU Dalam Versi Bahasa Lio “Demi Mbe’o Tebo, kau Ngala Mbe’o Ola Muri..Demi ..Mbe’o Rowa Ola Muri Kau Ngala Mbe’o Du’a Gheta Lulu Wula Nggae Ghale Wena Tana.

Dua ungkapan tersebut memiliki arti yang sama yaitu  Jika Mengenal Diri maka Anda dapat mengenal  hidup dan kehidupan..jika sudah mengenal hidup dan kehidupan  maka anda akan mengenal Sang Pencipta.

Mbe’o Tebo (Mengenal Diri)...? Mungkinkah pertanyaan ini terlintas dalam benak kita. Atau Mungkin hanya sebuah ilusi belaka. Masa sih..diri sendiri harus saya kenal kembali ..harusnya orang lainlah yang mengenal diri saya


Baca Juga :BERPIKIR GLOBAL vs BERPIKIR LOKAL

Pertanyaan Mengenal Diri ini mungkin jarang terlintas dalam benak kita. Kalaupun sempat terlintas mungkin sekenanya saja. Mungkin juga ini tidak pernah mengusik kita di waktu-waktu senjang. Rutinitas pekerjaan ataupun aktifitas, beragam tanggung jawab dari keluarga, hubungan sosial dengan famili dan tetangga ataupun sibuk dengan bermedsos ria kadang menyita banyak waktu sehingga kita kurang memberi perhatian untuk bertanya tentang diri sendiri.

Cobalah kita bertanya dan menjawab  pertanyaan-pertanyaan sederhana.  Siapa sih saya? Siapa ayah ibu dan saudara-saduara saya? Di mana saya lahir? Kapan saya lahir, Dimana saya tinggal? Pertanyaan-pertanyaan ini tentu masih mudah untuk dijawab. Bagaimana kalau pertanyaannya sedikit  perluas.

Siapa saya? Siapa yang telah menciptakan saya? Apakah diri saya diciptakan dalam rupa yang sama dengan orang lain? Apakah bentuk organ tubuh saya antara satu dengan yang lainnya sama lalu kenapa harus direkatkan dalam satu raga?.  Kemudian untuk apa Tuhan menciptakan saya?  Dimanakah saya hidup serta dengan siapa saya hidup dan untuk apakah saya hidup? Apakah saya meyakini suatu kepercayaan ilahiah  dan untuk apakah saya meyakininya? Sudah benarkah apa yang saya yakini dan bagaimanakah saya menjalankan keyakinan saya?. Apakah yang saya lakukan sudah benar di hadapan Tuhan? Hingga usia berapakah saya hidup dan apakah yang sudah saya lakukan dalam kehidupan saya?

Beberapa  pertanyaan di atas mungkin tidak akan pernah selesai Anda jawab sampai akhir hidup Anda. Pertanyaan- siapakah Anda- misalnya, mungkin tidak akan terjawab. Apakah roh dan jiwa berbeda? Apakah pikiran dan hati juga berbeda? Di mana letak pikiran dan hati dalam diri?  Apakah tubuh dan jiwa bersatu? Apakah jiwa bisa eksis tanpa tubuh? Mungkinkah tubuh akan bersatu kembali setelah kematian? Kalau ya, bagaimana sosok eksistensi diri di dunia yang akan datang? Dan seperti apakah kehidupan  dunia setelah kematian? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan terjawab secara tuntas. Tentunya masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang dapat kita ajukan pada diri kita sendiri dan kita sendiri pula yang menjawabnya. Diri Anda dan saya menyimpan misteri.


Memperhatikan Diri Sendiri

Cobalah sesekali berdiri di cermin dan perhatikan diri kita sendiri. Apakah semua anggota tubuh kita dapat terlihat? Samakah bentuk anggota tubuh kita antara mata, hidung, telinga, mulut dan semua anggota tubuh yang lain. Samakah mata kiri dan mata kanan? Samakah kuping kiri dan kuping kanan? Ko…tidak sama ya? Kenapa tidak sama bentuknya padahal ia melekat dalam satu badan. Lagi-lagi pertanyaan tersebut membutuhkan jawaban. Terkadang orang cukup lama berdiri di cermin namun itupun tidak semua bisa memperhatikan semua tentang dirinya. Namun ada yang dengan enteng dan sombong mengatakan “saya paling tahu tentang diri saya”. Hmm…Apa benar anda paling tahu tentang diri anda dan seberapa jauh anda mengenal diri anda?

Mengenal diri merupakan topik yang besar. Ada orang bijak yang mengatakan bahwa Anda tidak mungkin mengenal diri Anda sampai ajal menjemput. Banyak yang tidak akan terjawab mengenai diri Anda. Banyak hal yang tidak Anda tahu tentang eksistensi Anda, termasuk jalan hidup Anda. Siapa yang bisa  jamin bahwa Anda akan berhasil? Siapa yang jamin bahwa Anda akan gagal terus? Siapa yang bisa tahu nasib anda sebentar, besok, lusa dan seterusnya?

Ya..mengenal diri adalah sebuah misteri dalam diri manusia. Namun demikian, pengenalan diri tetaplah penting. Bila mungkin, pertanyaan ini sebaiknya terus direnungkan. Banyak yang belum terungkap tentang kekurangan dan kelemahan diri kita dan potensi-potensi yang tersimpan dalam diri kita masing-masing. Ketika anda bertanya dan menjawab  sendiri maka akan muncul pertanyaan-pertanyaan baru yang memerlukan jawaban.

Tapi itulah realitas diri sebagai manusia yang memiliki ego idea. Bahwa musuh terbesar dalam diri manusia bukan orang lain, ataupun makhluk lain tapi tapi musuh terbesar adalah dirinya sendiri. Ego yang tinggi dan merasa dirinya paling benar, paling pintar, paling berkuasa, paling kaya, paling hebat, dan serba paling lainnya suatu saat ia akan dipecundangi kembali oleh ke-palingannya. Ketika seseorang sombong dan lupa akan dirinya sendiri maka tunggulah disuatu waktu ia akan dijatuhkan oleh dirinya sendiri. Bukan siapa-siapa yang menjatuhkan tapi dirinua sendiri.
Maka dari itu, marilah kita lebih mengenal siapa gerangan diri ini yang sering disebut-sebut sebagai manusia dengan berbagai atribut perbedaan yang sudah  melekat dalam setiap diri kita..

Sehingga Mengenal diri merupakan salah satu kunci untuk menangkal berbagai ekses budaya yang masuk  dan hinggap pada suatu kaum maupun meredam konflik yang terjadi. Dia akan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang sesuai mana yang tidak. Oleh sebab itu, hati-hati dengan diri anda, jangan sampai terjebak dalam kesombongan dan keegoisan yang pada akhirnya akan membuat anda sengsara. Jadilah manusia yang tawadhu (rendah hati). Karena hanya dengan tawadhu anda akan disegani, dihargai, dan tentunya disukai banyak orang dan yang paling utama kenalilah

SEMOGA BERMANFAAT

OLEH X-SAN

Sumber Bacaan:

Teologi Transformatif

Pelajaran Ilmu Ba Zi, Kunci Mengenal Diri Sendiri



BERPIKIR GLOBAL vs BERPIKIR LOKAL





Awalnya  ingin menulis sebuah artikel tentang globalisasi  dengan mencoba mencari referensi di google. Namun-tiba-tiba menemukan sebuah tulisan yang berjudul “Berpikir Lokal bertindak global adalah tindakan kacau balau”.

Ulasannya cukup menarik karena menggambarkan kekhawatiran-kekhawatiran jika gerakan lokal yang dikemas dalam community empowerment akan memunculkan fenomena primordialisme yang terselubung dengan berbagai kepentingan dan dapat  mengakibatkan perpecahan nasional.

Berpikir global bertindak lokal memiliki arti membuka pikiran untuk mengikuti perkembangan dunia (global) namun dalam bertindak tetap sesuai budaya dan adat istiadat setempat.
Lalu bagaimanakah dengan berpikir lokal bertindak global?. Tentu agak sedikit berlawanan jika kita memaknainya secara sempit  ataupun membalikan makna secara berlawanan dengan Berpikir global bertindak lokal

Jika diuraikan berdasarkan kata, berpikir berasal dari kata pikir yang berarti  akal budi (kbbi Online), sedangkan berpikir bermakna “menggunakan akal budi”.  Berpikir juga bisa berarti  aktifitas akal budi untuk mengolah ide,  konsep dan nilai  sesuai hasil cernaan indra manusia.
Sedangkan makna lokal disini berarti ruang atau tempat (kbbi Online) . Namun dalam perkembangannya term lokal sudah bergeser maknanya yang dikaitkan dengan masyarakat.  Lokal bisa berarti kedaerahan, tradisi, kebudayaan, tradisi, ataupun Nilai.

Kemudian term global dalam kbbi online adalah kata sifat berarti  umum, seluruh, luas. Makna lainnya global adalah menyebar luas atau menyebar keseluruh dunia.
Jika kita memadukan dua term di atas maka berpikir lokal bertindak global adalah tindakan akal budi untuk mengolah ide, konsep dan nilai  sesuai ruang dan tradisi  dalam beraktifitas secara global.
Pada tataran ini ada dua variable yang perlu dibidik dalam judul di atas  yaitu “berpikir” dan “bertindak”. Berpikir sebagai aktifitas akal sedangkan bertindak sebagai aktifitas jasmani.

Ketika orang diajak untuk berpikir global maka otaknya(pikiran) diinput dengan berbagai hal yang berbau global  dengan segala perkembangan dan perubahannya. Hanya ada dua hal yang terjadi  yaitu  berdampak positif  dan berdampak negatif.  

Sebagai contoh  untuk dampak positif orang desa bisa menggunakan hasil teknologi informasi karena dia bisa membuka pikirannya untuk menerima hasil perkembangan global. Dia bisa mengetahui dan mengakses perkembangan di negara lain.


Namun disisi lain ada juga dampak negatifnya. Sebagaimana fakta yang terlihat misalnya perubahan pada gaya hidup. Jika dizaman dahulu sikap gotong royong masih sangat tinggi namun seiring dengan perkembangan“berpikir global”,  hal tersebut sudah mulia menurun. Gaya hidup individualisme semakin Nampak. Kemudian di bidang pendidikan, meskipun kehadiran teknologi informasi membantu perkembangan pendidikan namun ikutannya adalah budaya baru yang muncul yaitu instanisme dan plagiarime yang marajalela.. Belum lagi pada budaya fashion style. Jika dulu style berpakaian masih sopan dan sesuai norma ketimuran. Namun kini karena perubahan global, style fashionnya-pun  ikut berubah. Orang sudah tidak malu walau hanya berbusana mini yang bahkan hanya menutup daerah sensitif. Disaat terjadi tindakan pelecehan atau bahkan pemerkosaan maka hal tersebut sudah melanggar hak asasi dan terpaksa harus dipidana.

Dari contoh kecil diatas, apakah jika kita berpikir lokal bertindak global kita akan tertinggal? Rasanya tidak, Karena tentu akan terjadi hubungan timbal balik antara kedua hal tersebut. Berpikir global sama artinya kita dituntut untuk membuka pikiran dengan perkembangan dunia, namun perlu juga diketahui bahwa ada nilai-nilai lokal yang sebenarnya bisa dipadukan dalam perkembangan dunia.

Sehingga ketika orang berpikir lokal dan bertindak global tidak selamanya menentang arus perubahan. Berpikir lokal tidak selamanya berpikiran kolot atau terbelakang. Banyak nilai-nilai atau kearifan  lokal (local wisdom) yang tersebar disetiap daerah di Indonesia dapat dijadikan acuan. Misalnya nilai etika dan toleransi, budaya gotong royong, budaya tatakrama, ataupun norma dan  filosofi-filosofi lokal yang sebenarnya sangat relevan dalam menangkal efek negatif dari perkembangan global.

BY : X-SAN. D 


Rabu, 28 November 2018

TIPE-TIPE PENGGUNA MEDIA SOSIAL.



Arus globalisasi telah mendorong perkembangan dalam dunia komunikasi sering dengan kemajuan teknologi informasi.  Persepsi dan cara masyarakat-pun ikut berubah  dengan tuntutan hidup bahwa media komunikasi sangat penting pada masa kini. Alhasil  terjadi suatu revolusi besar dalam perkembangan teknologi komunikasi. 
Hal tersebut ditandai dengan banyaknya aplikasi media komunikasi yang digunakan dalam proses berkomunikasi sehingga dikenal social media.

Hanya dalam satu genggaman orang sudah bisa saling berkomunikasi baik itu dalam bentuk tulisan, suara maupun video. Kemudian aksesnyapun sudah menyasar hingga di belahan bumi manapun dan terhubung satu sama lain.
Awal mula kehadirannya hanya untuk menjalin pertemanan namun saat ini ara pengguna social media bisa menyampaikan segala tetek bengek yang ada dibenaknya. Nitizen bisa bercerita berbagai hal seperti kepentingan pribadi, ekonomi dan bisnis, politik, hukum serta berbagi informasi dan fenomena kehidupan lainnha. Hanya dalam hitungan detik  orang sudah bisa saling mengetahui informasi terbaru bahkan keadaan seseorangpun bisa dilihat.
Seiring dengan eskalasi media sosial yang sudah merambah seantero bumi dengan berbagai tujuannya, maka sudah banyak pihak-pihak menjajaki tipe-tipe para penggunanya. Sehingga dalam tulisan ini kami mencoba menilik tipe-tipe neters social media.
1.    Tipe Pasif.
Orang dengan tipe ini ingin merubah pandangan bahwa dia bukan orang kuper dan ketinggalam zaman. Namun akun socmed-nya jarang aktif. Kalaupun aktif hanya sebentar dan sekedar melihat apa yang diposting oleh jejaringnya.
2.    Tipe Normalis.
Neters tipe ini menggunakan socmed seadanya, update dan komentar seperlunya dan aktif  hanya pada waktu-waktu tertentu.
3. Tipe Peepers
Neters tipe ini dapat dikatakan tipe pengintip. Akunnya aktif namun hanya sekedar melihat dan mengintip perkembangan terbaru dari jejaringnya. Jika ada postingan yang mengarah ke suatu situs, jangankan menekan tuts untuk membaca isi postingan pada situs yang dishare, untuk like-pun tidak.
4.  Tipe Likers
Neters tipe ini hampir sama dengan tipe Peepers namun yang membedakannya hanya dia tukang obral like. Jika ada perkembangan di wall medsosnya tentu ia merupakan salah satu orang yang like. Kalaupun berkomentar  kalimatnya pendek dan bisa juga hanya satu kata.

BACA JUGA : ETIKA BERMEDIA SOSIAL; BAGI ORANG ENDE PIKI NE OTE TIMBA NE ATE
5. Tipe Ekspresif
Mungkin tipe ini dapat dikatakan sebagai pemain socmed atau socmedkolik. Orang tipe sangat intens dalam berselancar di media sosial. Mereka sering mengupdate status dan bahkan dalam rentang waktu yang tidak lama ada postingan terbaru. Setiap kejadian dan isi yang ada di benaknya akan dinaikan dalam socmed. Aktif berkomentar dan  membalas jika ada jejaringnya yang berkomentar pada isi statusnya.
6.  Tipe Baper.
Orang tipe ini adalah serba terbawa perasaan. Segala keluh kesah dan isi hatinya entah itu susah, senang, rasa kesal, ketidaksukaan dan bahkan sampai umpatan dengan kata-kata yang sadis diposting dalam medsos.
7. Tipe Narcissictic
Tipe ini adalah orang yang hobi narsis. Segala aktifitasnya diabadikan dalam gambar kemudian diposting dalam medsos. Mau makan posting, makan enak juga posting, sudah kenyang juga posting, mau tidur juga posting beruntung mau be’ol jarang ada yang posting.
8.   Tipe Haters
Tipe ini yang kerap membahayakan. Akunnya kadang asli namun terbanyak adalah  akun palsu. Ia memanfaatkan medsos untuk menebarkan ragam isu. Ia bisa menjadi provoktor, hoaxer maupun pembuly. Isi postingannya kadang booming dan selalu dishare.
9. Tipe Bisnisman
Orang yang memiliki akun ini sering menjadikan akunnya untuk berbisnis seperti jual beli online. Isinya postingannya tidak jauh dari bisnis. Mereka benar-benar memanfaatkan akun dan jejaringnya untuk sarana bisnis.
10.   Tipe Bijak Religius.
Neters ini sering mempost hal-hal yang berkaitan dengan kebajikan, nasihat, kalimat-kalimat bijak.
11.   Tipe Mixture
Tipe mixture merupakan orang yang bertipe campuran  dalam akunnya kadang muncul dengan postingan  bijak, kadang bisnis, kadang baper, kadang ekspresif kadang juga menjadi likers maupun peepers. Akunnya selalu aktif dan mengikuti perkembangan dari jejaringnya. Ia menggunakan aksinya untuk hal-hal positif dan mengajak orang lain untuk berkembang. 

 Itulah beberapa tipe neters social media yang terekam dari aktifitasnya. Memang ada banyak  pihak yang membagi tipe-tipe pengguna media sosial. Namun setidaknya ini bisa menjadi referensi. 

Nah…kira-kira anda berada pada tipe yang mana.





Senin, 26 November 2018

MENGAPA HARUS ADA ISTILAH MANTAN GURU???


Setiap tanggal 25 November selalu diperingati sebagai hari guru. Hari penghormatan terhadap mereka-mereka yang digelar sebagai pahlawan tanda jasa. Sehingga di era teknologi informasi dan sejak boomingnya medsos, berbagai ucapan selamat terhadap para guru  disematkan dalam jagat medos.

Tulisan ini pernah  saya posting dua tahun lalu pada wall fb saya. Dasarnya berangkat dari pengalaman pribadi ketika bersama beberapa teman, kami sedang melaksanakan suatu kegiatan di salah desa yang ada di daerah saya.

Pada kesempatan   itu  kami sempat bertemu dengan seseorang yang usaianya sudah tua namun masih terlihat kewibawaannya. Salah seorang teman kami menyapa orang tersebut dan kelihatannya mereka cukup akrab. Sayapun menanyakan kepada teman saya “siapa orang tersebut”. Lalu dijawab itu mantan gurunya waktu SD.

Mungkin kita pernah mendengar cerita dari teman atau kita-pun pernah mengalami langsung sebuah kejadian seperti yang kami alami tersebut. Ketika kita sedang bersama teman dan bertemu dengan seseorang mungkin teman kita menyapa orang tersebut. Nah kita bertanya siapakah orang yang anda tegur, mungkin ada jawaban, “ oh..itu mantan guru saya.

Pernyataan inilah yang menurut saya kurang pas ketika kita menempatkan seseorang berdasarkan profesinya. Maaf bagi saya tidak ada istilah mantan guru atau bekas guru.

Memang saat ini kita sudah tidak lagi belajar ataupun menerima ilmu pengetahuan dari mereka-mereka yang pernah menjadi guru kita. Ya bisa saja karena jenjang belajar kita sudah usai bersama mereka karena sudah lulus. Namun satu huruf, satu kata dan satu kalimat dan setiap simbol yang mereka ajarkan kepada kita pernah terisi pada otak kita dan tidak akan pernah pudar seiring waktu. Kalaupun kita lupa, mungkin di suatu waktu dan dilain kesempatan kita kembali mengingatnya bahwa dulu saya pernah memperoleh pelajaran tersebut.

Ya..memang banyak pengertian yang mengatakan seseorang dikatakan guru ketika dia masih aktif mengajar dan kita sendiri berinteraksi langsung dalam proses belajar tersebut. Sebagaimana pengertian yang berkembang tentang term guru yang merujuk pada pendidikn professional yaitu orang yang berprofesi untuk mendidik, mengajar, melatih,  membimbing, mengevaluasi dan menilai.

Namun jika kita mencerna secara detil filosofi  guru itu merupakan orang yang memandu muridnya dalam memperoleh jalan kebenaran dan menuju jalan kesuksesan. Tahap demi tahap atau disetiap jenjang pendidikan entah itu formal maupun non formal seseorang di didik dan dibimbing menjadi seorang manusia yang manusiawi.

Sehingga bagi saya tidak ada istilah mantan guru, bekas guru, eks guru ataupun adagium bekas muridnya maupun beragam istilah lainnya. Ya..ada juga polemik yang mengatakan seseorang dikatakan guru ketika dia masih aktif mengajar dan kita sendiri berinteraksi langsung dalam proses belajar tersebut. Namun yang namanya guru ya tetap seorang guru meskipun dia sudah pensiun dan bahkan sampai ia sudah meninggal.  Sampai kapanpun mereka tetap guru kita. Walaupun sudah dipisahkan ruang dan waktu ataupun kita kembali pada ruang dan status yang sama dengan mereka, mereka tetaplah guru kita. Guru yang membimbing kita, guru yang mendidik dan mengajarkan kita tentang sebuah obyek yang menjadi suatu pengetahuan.

Disinilah terjadi norma yang menjadi adab seorang murid terhadap gurunya. Adab yang  diberi kemanfaatan  dan keberkahan dari Yang Maha Kuasa harus tetap terjaga dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. sampai kapanpun mereka tetaplah guru yang pernah membimbing kita dan menjahit kain perjalan hidup kita dalam dunia pendidikan.

OLEH : X-SAN

Sabtu, 24 November 2018

MUARA KALI WOLOWONA JUGA INDAH


Saya mencoba membongkar-bongkar kembali  galeri foto yang ada di samrtphone dan  kembali menemukan sebuah foto yang diambil dua bulan lalu  tepatnya hari sabtu, 29 September 2018. Saat itu akan dilaksanakan kegiatan bersama mahasiswa untuk membersihkan Pantai Nanganesa. Sekitar pukul 7.30  sambil menunggu rombongan mahasiswa  lain  yang masih dalam perjalanan terlihat sebuah view yang indah menurut saya. “maaf mungkin bagi yang lain tidak indah menurut pandangannya”.

Saya mencoba untuk memanfaatkan smartphone jadul saya untuk mengabadikan view tersebut dan setelah dilihat pada galeri, wah!!…ternyata indah juga pemandangannya di pagi hari. Pandangan yang tanpa ada halangan apapun dan didepannya terlihat indahnya ombak yang bergulung-gulung menhhempaskan dirinya di bibir pantai Nanganesa sehingga menambah daya tarik sendiri .”sekali lagi maaf ini menurut saya”.

Dan itulah kuasanya Tuhan yang selalu selalu memberikan nikmat yang tiada tara kapanpun dan dimanapun.  Dengan memberikan pemandangan alam yang indah Ia menunjukan bahwa semua tempat memiliki potensi yang bisa dimanfaatkan melalui daya dan upaya khalifanya di muka bumi.

Lokasinya bernama Muara Kali Wolowona dan tepat berada di pinggir jalan flores yang berada dalam wilayah  administrasi Desa Nanganesa Kecamatan Ndona Kabupaten Ende. Sekilas muara kali wolowona memang terlihat biasa saja namun semakin lama berada di tempat tersebut semakin jelas indahnya pemandangan dengan latar belakang gunung meja.


Muara yang menuju ke pantai nanganesa ini  bersebelahan dengan Nangawitu beach yang saat ini sudah dijadikan salah satu obyek wisata Kota Ende.   Namun sayang muara yang indah ini belum tertata dengan baik seperti di Nangawitu Beach sehingga belum menarik minat bagi wisatawan lokal maupun asing.

Harapannya mudah-mudahan suatu saat PEMDES setempat bisa memanfaatkan lokasi ini sebagai salah satu obyek wisata. Tentu efek positifnya akan menjadi salah satu sumber pendapatan desa sehingga bisa  menambah PAD Desa-nya dengan menata Muara Kali Wolowona lebih baik.



Jumat, 23 November 2018

PEREMPUAN -PEREMPUAN TANGGUH; SANG PEWARIS TENUN IKAT


Tok…tok…tok…dari kejauhan terdengar  bunyi  alat menenun  yang berbenturan dengan landasan  benang dengan resonansi suara tersendiri. Semakin dekat suaranya semakin jelas yang dipadukan dengan gemercik suara dari bambu yang telah terisi lungsin benang.

Gerakannya tangannya yang  gemulai dalam mengayun alat tenun dengan jari jemari yang lihai  untuk memilin benang untuk menghasilkan selembar kain tenun tradisional. Meskipun tangannya sibuk menenun namun mereka sambil  bersenda gurau agar dapat menghibur diri dari rutinitas keseharian yang membutuhkan kekuatan fisik dan daya konsentrasi tingkat tinggi.

Ya..itulah perempuan-perempuan desa yang mengais rejeki dari selembar tenun ikat agar dapat membantu kebutuhan rumah tangga. Mereka dapat dikategorikan sebagai perempuan-perempuan tangguh karena pekerjaan yang dilakukan menghasilkan multi nilai dalam kehidupan sosial masyarakat.
Untuk menghasilkan selembar kain tenun ikat  mereka harus melakukan berbagai  proses  atau  melalui tahapan-tahapan tersendiri  dengan memakan  waktu  yang cukup lama. Namun mereka tidak mengeluh ataupun menggerutu akan beratnya pekerjaan yang mereka lakukan. Itu adalah pilihan di tengah tuntutan hidup yang kian kompleks dan budaya dari para leluhur yang wajib mereka wariskan.

Akhir-akhir  ini pamor tenun ikat sebagai karya kerajinan tangan (handmade) berhasil mendapatkan tempat tersendiri bagi sebagian kalangan masyarakat. Terutama bagi mereka yang menghargai produk seni dan budaya tradisional. Tenun ikat tidak seperti produk kain tekstil yang menggunakan mesin karena dapat menghasilkan banyak kain sekaligus dengan motif, corak ataupun warna yang seragam.

Sebagai karya yang unik  tenun ikat dapat dikatakan sebagai produk limited edition. Sehingga, ketika orang membeli atau menggunakan selembar tenun ikat, warna atau coraknya boleh sama namun guratan motifnya tentu ada perbedaan. Tak ada barang hasil karya tangan yang persis sama. Karena kain tenun ikat dibuat dengan mengandalkan beberapa indera manusia yang tentunya tidak dimiliki sebuah mesin. Indera yang dibantu akal pikiran mampu menghasilkan potensi dan kreasi yang tak terbatas dalam menghasilkan sebuah karya bernilai seni tinggi dan nilai-nilai manfaat pada beberapa aspek kehidupan.


Dalam tenun ikat terdapat beberapa aspek yang menjadi nilai yang terkandung di dalam proses maupun hasil dari selembar tenun ikat. Aspek-aspek ini dapat diuraikan antara lain;
  1. Aspek Sosial : Dalam aspek sosial kain tenun banyak digunakan untuk upacara-upacara adat seperti kelahiran, perkawinan, ataupun kematian. Ketika terjadi suatu peristiwa di tengah masyarakat desa, tenun ikat menjadi suatu symbol barang bawaan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.
  2. Aspek Budaya. Selain sebagai warisan turun temurun dari leluhur, dalam penggunaan tenun ikat  sudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta si pemakai itu sendiri. Bahkan lambang, motif  dan warnanya pun telah disesuaikan.
  3. Aspek Ekonomi : Kain tenun dalam aspek ekonomi dipakai sebagai alat pertukaran. Pertukaran dalam arti barang yang dipertukarkan dengan barang lainnya ataupun dapat diperjualbelikan.
  4. Aspek Religi : Pada aspek religi terlihat bahwa ragam hias yang diterapkan mengandung unsur perlambangan yang berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan  Sang Ilahi. Dalam upacara keagamaan kain tenun khusus digunakan oleh pemuka agama atau pemuka-pemuka adat.
  5. Aspek Estetika : Aspek estetika terlihat pada keterampilan indrawi, ketekunan didalam menciptakan suatu karya handmade. Baik dari segi garis, motif, warnanya dan menghasilkan suatu nilai estetika.
Sebagai generasi Flobamorata  dan warga Negara Indonesia kita harusnya bangga akan warisan budaya masa lampau karena terdapat ragam nilai yang terkandung didalamnya. Ia dihasilkan melalui eksplorasi indrawi orang-orang tangguh yang tekun dalam mengurai, memilin dan menenun. Sedangkan dalam fakta yang berani mengestafetkan tradisi tersebut adalah kaum perempuan. Ya…mereka terus berjuang dengan kreasinya di tengah hegemoni kain tektsil yang saat inipun juga mengimitasi motif-motif tenun ikat.

Melalui kain tenun ikat tradisional kita dapat melihat keberagaman budaya NTT maupun budaya Indonesia. Kain tenun ikat tidak saja hanya dilihat dari ragam motifnya namun kita juga dapat melihat jenis benang yang dipakai, teknik pembuatannya yang tradisional tetapi kita juga dapat mengenal berbagai fungsi kegunaan dan arti kain tenun ikat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang dimana semua itu mencerminkan adat istiadat dan kebudayaan masing-masing daerah.


Semoga tulisan mini ini menggugah kita untuk lebih menghargai karya daerah sendiri yang tidak sekedar melalui kata-kata ataupun melalui pujian-pujian kebanggan namun juga diimpementasikan pada kehidupan dan gaya fashion kita.

Video dibawah ini menggambarakan tentang sosok perempuan-perempuan tangguh yang merupakan karya sendiri.




Kamis, 22 November 2018

NGEBLOG SAMA JUGA MEMBUMIKAN LITERASI



Setelah sekian lama tidak aktif di blogspot kali ini saya kembali hadir dengan blog  baru yang boleh dikatakan reinkarnasi dari akun blogspot yang lama. Memang selama ini saya lebih aktif di platform tetangga sebelah namun ada rasa rindu untuk kembali membuat situs di blogspot. Memang tampilan blog ini masih sederhana dan jauh dari image professional.  Tapi dengan spirit trial and eror konten yang akan ditampilkan tentu masih seputar  kehidupan social budaya.
Ada yang bertanya, kenapa hobi ngeblog?.

Ngeblog bukan hanya sekedar hobi semata tapi sebagai spirit untuk membumikan literasi. Meskipun banyak tujuan bagi para bloger dalam ngeblog namun disisi lain terkandung nilai literasi melalui dunia digital karena didalamnya terdapat aktifitas berliterasi entah itu disadari atau tidak oleh para bloger.

Memang banyak pengertian tentang literasi namun secara umum literasi dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk mengola simbol-simbol yang ditangkap oleh indra manusia dan diekspresikan melalui membaca dan menulis.

Membaca  dan menulis pada  sebuah blog adalah sebuah ekspresi literasi itu sendiri. Persoalan ketika suatu konten blog diposting apakah ada yang berkomentar atau tidak mungkin tergantung bagaimana strategi meramaikan blognya.

Sebenarnya tidak masalah dengan coment meskipun itu diharapkan oleh setiap bloger. Akan tetapi hal yang terpenting adalah sudah ada semangat berliterasi sehingga  justru yg tidak boleh dilupakan itu adalah proses literasinya itu sendiri.

Proses literasi dalam blogging adalah menemukan ide, mengkaitkan ide tersebut dengan ide lain yg pernah diperoleh, melakukan analisis yg lebih dalam, hingga kreatif dalam menemukan bagaimana ide tersebut akan dituliskan. Bisa jadi, beberapa pendapat orang ada benarnya bahwa nge-blog itu sulit. Bagaimana tidak? perjalanan ide dari hulu, untuk kemudian bertransformasi dalam bentuk tulisan, hingga konsisten melakukan proses ide plus pengolahan   tulisan. Sehingga 

sebagai bloger amatir tentu segala koreksi, komentar dan kritikan menjadi asa tersendiri agar bisa memperbaiki blog ini sedikit kearah yang lebih baik.



ETIKA BERMEDIA SOSIAL; BAGI ORANG ENDE PIKI NE OTE TIMBA NE ATE


Pesatnya perkembangan peradaban manusia dewasa ini salah satunya melahirkan teknologi informasi dan komunikasi. Di jaman yang serba modern ini segala macam informasi dengan mudah dapat kita peroleh melalui berbagai media contohnya untuk media non elektronik adalah koran dan majalah sedangkan media elektronik misalnya radio, televisi, komputer/laptop dan yang terkini adalah handphone dengan berbagai kecanggihannya yang dapat terakses dengan internet

Tanpa terhalang jarak dan waktu semua informasi bisa dengan cepat diterima kapanpun dan dimanapun. Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menjalar dan memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia. Salah satunya teknologi internet yang hadir sebagai media yang multifungsi dan saat ini hanya dalam satu genggamann orang sudah dapat berkomunikasi dan memperoleh informasi terbaru tanpa harus menunggu waktu yang lama.
Pada zaman sekarang ini, internet bukanlah sesuatu yang sangat istimewa sebagaimana pada waktu pertama kalinya internet keluar. Bahkan teknologi internet tidak hanya dinikmati oleh kalangan cendikiawan atau pelajar saja. Orang kota, orang Desa, Petani, pengusaha, karyawan, Orang Dewasa hingga Anak usia SD pun pada zaman sekarang ini sudah mengenal teknologi internet yang sudah dikemas dalam satu genggaman yaitu handphone/smartphone dengan berbagai sistem atau aplikasi yang tertanam di dalamnya.
Teknologi informasi ini telah membuka sebuah dunia baru, interaksi baru, dan sebuah jaringan dunia tanpa batas. Disadari atau tidak internet ini telah melakukan revolution exchange didalam masyarakat, tingkat pertumbuhan pengguna internet juga menunjukan angka yang sangat fantastik, bahkan internet telah menjadi bagian kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun Indonesia masih dalam tahap awal perkembangan pasar internet, namun peningkatan jumlah pelanggan internet yang ada saat ini menunjukan peningkatan yang cukup pesat.

Internet sebagai salah satu produk Teknologi saat ini memainkan peran yang besar didalam segala dimensi kehidupan manusia baik hubungan antar manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan bahkan manusia dengan Sang Pencipta.
Teknologi informasi melalui internet hadir sebagai media yang multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara interpesonal  atau multipersonal. hanya dalam satu genggaman dengan berbagai produk aplikasi  social media yang ditanamkan dalam smartphone orang dapat membuka tabir dunia sehingga dikenal dunia tanpa sekat.

BERIKUT BEBERAPA TIPS SEBAGAI NORMA DALAM BERSELANCARA PADA MEDIA SOSIAL

q  NO SARA
Jangan Membuat Atau Menshare Status /Tulisan /Informasi Yang Mengandung  unsur penistaan  SARA. Jika ada yang tidak berkenan maka anda akan di anggap sebagai penista dan berujung pada proses hukum/penjara.
q  NO PORN
Hindari untuk mengirim, menyukai atau sekedar membuka  status/postingan yang berbau porno. Karena akun media sosial anda akan diretas dan anda bisa dianggap pornomania & dampak lainnya anda juga bermasalah secara hukum..
q  NO HOAX
Hoax adalah berita palsu/bohong yang dibuat agar orang percaya seakan-akan berita itu adalah fakta. Berita bohong (hoax) yang ditambah dengan sedikit penyedap rasa kadang paling heboh dan menjadi viral. Telusuri dan teliti kebenarannya dengan mengecek di situs-situs lain. Jika hanya ada pada satu atau dua situs berita itu adalah hoax. Kadang kaum terpelajarpun bisa terjebak dengan hoax jika tidak teliti. Hoax kadang beredar paling cepat dimedia sosial. Maka bagi nitizen Jangan pernah membuat, memposting atau membagikan informasi atau berita bohong (hoax) yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya jika tidak ingin berurusan dengan cybercrime dan dipidanakan.
q  NO PROVOKASI: Ketika sudah membaca berita hoax ataupun melihat, mendengar suatu kejadian yang dapat memancing konflik jangan ikut memprovokasi agar anda tidak dicap provokator lalu jika sudah meresahkan masyarakat maka dapat menyeret anda  tinggal di rumah pordeo
q  JAPRI : JAGA Privasi. Jangan terlalu mengumbar status yang bersifat pribadi baik ttg diri sendiri, keluarga ataupun orang lain. Karena tidak semua yang diposting itu disukai oleh yang membaca. anda bisa saja dicemooh oleh orang lain. Kalaupun status itu terkait seseorang/teman anda  & ia tersinggung anda bisa dituduh pencemaran nama baik (hatespeech) dan melanggar UU ITE ujung-ujungnya masalah hukum membelit anda.
q  TAHAN EMOSI
Jika sedang emosi sebaiknya jauhi media sosial anda karena dalam keadaan emosi segala unek-unek bisa saja diumbar  dan terkesan overposting maka terjadi pertengkaran dimedia sosial. Sangat tidak bagus jika orang lain juga membaca atau ikut nimbrung & memanas-manasi emosional anda.
q  GUNAKAN BAHASA YANG BAIK
Gunakalah bahasa yang baik dalam mengirim/mengomentari sebuah status/postingan entah itu di group atau di akun pribadi. Dengan bahasa yang baik orang akan simpatik. Jika berkomentar dengan bahasa yang kurang baik kadang anda akan dimusuhi dan di caci maki dan bisa-bisa pertemanan diblokir.
q  Sehingga ada istilah statusmu menunjukan jati dirimu.
q  JANGAN CEPAT PERCAYA DAN TERPANCING DENGAN APA YANG DILIHAT
Gambar  yang anda lihat belum tentu benar. Karena itu hanya permainan tangan-tangan jahil yang berupaya meraup keuntungan dan membuat heboh..
Misalnya ada akun yang memposting gambar yang sedih dan miris lalu menulis..Mohon Aminkan atau Mohon di Like
Ataukah ada gambar-gambar yang belum tentu kebenarannya lalu tanpa pertimbangan langsung disahare dan membuat kata-kata Heboh….ada penampakan
Membaca atau melihat suatu postingan yang menerangkan suatu keadaan di tempat lain jangan terlalu sensitif  dan anda ikut-ikutan menshare ataupun memberikan komentar karena solidaritas yang belum tentu benar karena pada ujung-ujungnya dapat menciptakan disharmoni kehidupan baik secara pribadi ataupun bermasyarakat.
Contoh: Ketika Pilkada DKI kemarin banyak yang kebablasan dan sudah over demokrasi
q  JAUHI PLAGIASI
Meskipun tulisan atau gambar yang diposting dalam media sosial baik itu FB, BLOG ataupun yang lainnya telah menjadi konsumsi publik namun hak cipta itu tetap ada. Jadi jangan karena sudah dipublikasikan anda meng copy pastekan  tanpa menulis sumber dan seakan-akan itu adalah kata atau kalimat anda padahal itu kreasi orang lain.
Jika tulisan atau gambar yang punya hak cipta selain akun anda di lock andapun bisa diproses hukum karena tuduhan plagiat
q  TETAP PEDULI PADA SESAMA
Kadang karena lagi asyik bermain media sosial kita tidak menghiraukan orang lain yang ada disamping kita ataupun yang bertegur sapa dengan kita.
Bahkan kalau lebih fatal jika di dalam rumah masing-masing sibuk dengan media sosial sudah lupa dengan interaksi keluarga. Anak sibuk sendiri, orang tua juga sibuk dengan aktifitasnya. Si Anak karena sedang asyik main Facebook orang tua panggil jawabanya “tunggu”