Rabu, 12 Desember 2018

BERMAIN DAN PERMAINAN




Mungkin ketika berbicara tentang kata bermain, tentu ada sebagian yang akan mengarahkan pikirannya dengan anak-anak. Ya, karena dunia anak  lekat dengan aktifitas bermain. Bahkan banyak riset dan persepektif para ahli yang menerjemahkan aktfitas bermain dengan  anak-anak. Tak ada yang salah karena tergantung obyek dan sudut pandang.

Namun pertanyaannya, apakah aktifitas bermain itu hanya terjadi pada anak-anak? "Jawabannya tidak".  Dalam lika-liku kehidupan seseorang, bermain  merupakan hal yang biasa dan universial. Setiap orang akan melakoni aktifitas yang namanya bermain. 

Bermain tidak mengenal batas usia. Bermain selalu lekat dengan kehidupan manusia baik itu anak-anak, remaja maupun orang dewasa dan bermain adalah hak setiap orang. Yang membedakannya hanyalah pada jenis permainan dan waktu bermain.

Menurut  Teori Psikologis, permainan merupakan penampilan dorongan- dorongan yang tidak disadari pada anak-anak dan orang dewasa. Ada dua dorongan yang paling penting menurut  Alder ialah : dorongan berkuasa, dan menurut Freud ialah dorongan seksual atau libidi sexualis. Alder berpendapat bahwa, permainan memberikan pemuasan atau kompensasi terhadap perasaan- perasaan diri yang fiktif. Dalam permainan juga bisa disalurkan perasaan-perasaan yang lemah dan perasaan- perasaan rendah hati.(*matakota.id.news)

Sehingga Siapa bilang bermain hanya untuk anak-anak? Faktanya, orang dewasa juga memiliki kebutuhan akan hal ini. Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah, apa dampak yang diperoleh orang dewasa ketika mereka bermain? Tentu saja, selain perasaan senang dan lebih rileks, ternyata bemain juga bisa membuat kinerja otak menjadi lebih optimal dan produktif.

Beberapa artikel kedokteran dan penelitian banyak yang  menerbitkan jurnal-jurnal resmi yang menyatakan bahwa otak adalah organ yang adaptif dan dapat dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari termasuk bermain. Otak layaknya otot, akan menurun kemampuannya jika tidak dilatih. Sebaliknya, jika seseorang rutin melatih otak dengan serangkaian kegiatan positif, maka hasilnya akan luar biasa.
Hakekat bermain adalah  seseorang memiliki kesempatan untuk menggunakan potensi panca indranya. Dari hasil tangkapan panca indra dia akan mengasah kemampuan motorik, kognitif dan imajinatifnya.

Ya, boleh dikatan bermain adalah kebutuhan bagi setiap orang  yang dapat  dilakukan kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja, dan menggunakan apa saja. Seseorang bahkan bisa menikmati kesenangan bermain hanya dengan menggunakan imajinasinya. Ia akan memperoleh suatu effek  dari aktifitas bermainnya dan hanya akan di dapat apabila ia senang melakukannya. Sehingga suatu aktifitas hanya dapat dikatakan aktifitas bermain apabila seseorang itu memutuskan apa yang akan dia mainkan dan bagaimana memainkannya serta apa dampaknya.

Suatu permainan akan memiliki efek positif jika digunakan untuk kepentingan mengembangkan aspek psikologi dan fisik. Namun permainan juga akan membawa dampak negatif jika digunakan sebagai obyek untuk disalah gunakan. Misalnya, game-game yang dijadikan sebagai media perjudian.
Sebuah kalimat bijak  mengatakan “Jika bermain  dalam suatu permainan maka jadilah pemain yang tidak sekedar main-main. Namun janganlah bermain-main dalam suatu permainan jika  tidak  ingin dipermain-mainkan”.


2 komentar:

  1. Bermain bisa menjadi rekreasi, menjadi olah raga, bisa juga sebagai sarana belajar ☕👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali. Tinggal dari pemainnya untuk menentukan apapun jenis permainannya.

      Hapus