Rabu, 05 Desember 2018

JANGAN MEREMEHKAN KEKUATAN MEDIA SOSIAL




Bukan rahasia umum jika perkembangan teknologi informasi telah melahirkan revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi dengan terciptanya ragam perangkat dan aplikasi media sosial.  Lalu lintas komunikasi dan informasi sudah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sehingga di era digital, media sosial  mampu memposisikan diri sebagai salah satu kebutuhan penting bagi manusia. Tentu dalam bayangan kita ketika berbicara tentang media sosial pasti tertuju ke Facebook, Twitter, Whatsup, Messenger, IG, YouToube dan lain sebagainya.

Hampir sering kita temui orang yang menyendiri dengan perangkat smartphonenya. Ternyata Ia  sedang asyik berselancar di alam media sosial dan kadang tak perduli dengan yang ada disekitarnya. Sehingga ada istilah yang berkembang, “media sosial dapat mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”.


Awal mulanya kehadiran media sosial hanya sebagai sarana komunikasi dan informasi antar personal. Namun seiring waktu laju perkembangan media sosial sudah berubah menjadi sarana  publik dan merambah disegala lini kehidupan. Entah itu dalam bidang pendidikan, lingkungan hidup, sosial  budaya, agama, ekonomi, pertahanan dan keamanan  maupun bidang hukum,  politik dan demokrasi. Teranyar yaitu urusan tipu menipu, bohong membohong ataupun hujat menghujat. Kemudian  pada ranah privasi-pun para pengguna medsos juga mempublish hal-hal yang juga dapat  diketahui oleh publik. Selanjutnya terjadi interakasi atas setiap konten yang diposting dan mengundang beragam aksi. Ya itulah media sosial yang dapat dikatakan menjadi multi power yang multi effect.

Dalam ranah demokrasi  sangat nampak terlihat dalam satu dekade ini . Jika dulu rakyat sulit  untuk menyampaikan aspirasi. Namun sekarang  demokrasi telah dibawa ke-alam maya   hanya  dengan satu genggaman semua aspirasi bisa diketahui oleh publik  maupun yang berkepentingan.

Demikian juga dengan era persaingan politik. Hampir setiap urusan pemilihan umum baik pilkada, pileg dan pilpres terekspose ke media sosial. Masing-masing calon menjadikan media ini sebagai sarana promosi dan dilakukan secara masif dengan hastag yang ribuan. Tujuannya jelas yaitu mempengaruhi rakyat sebagai pemilih. Mereka hadir dengan ragam tawaran keunggulan, tagline dan simbol-simbol  yang berseliweran diantara iklan-iklan produk barang dan jasa. Apalagi menjelang hari raya maka serbuan adverstising  politik lalu lalang dan menyasar setiap pengguna media sosial. Sekali send dan dishare oleh salah satu akun pengguna medsos,  maka iklan tersebut dapat terlihat oleh follower lainnya. Disinilah kelebihan dari adverstising  medsos karena dapat menyasar siapapun. Kontennya bisa digonta-ganti sesuai dengan keinginan selama masih dalam batas kewajaran.



Disisi lain media sosial-pun memiliki  effect negatif jika penggunanya tak bijak. Misalnya dalam hal tipu menipu, bohong membohong, hujat menghujat, maupun mempropagandakan suatu isu.  Media sosial menjadi sarana empuk yang digunakan oleh oknum-oknum hantu pelaku tindakan kejahatan seperti  hoax ataupun hatespeech. Sekali mereka mempublikasikan informasi bohong maka dipelosok manapun akan mengetahui informasi tersebut dan bisa menjadi isu yang booming. Belum lagi para penipu yang sering mempublikasikan permohonan seperti  aminkan, like, ataupun jual beli dan penawaran-penawaran produk yang juga tipu-tipu menjadikan media  sosial sebagai wadah publish agar dapat menyasar pengguna medsos.

Sehingga kehadiran media social menjadi kekuatan baru dalam dunia komunikasi dan informasi. Baik dan buruknya media ini sangat tergantung dari para penggunanya. Untuk itu  jangan meremehkan kekuatan media sosial karena bisa menyasar kemana-kemana tanpa dibatasi ruang dan waktu.



6 komentar:

  1. Sepakat, sosmed memang sudah sangat merasuk, diperlukan pemahaman literasi digital yang baik untuk mengubah wajah sosmed menjadi positif dan bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat, semangat literasi digital yang perlu digalakan karena banyak yang kebablasan dalam pemanfaatan media sosial

      Hapus
  2. Seperti kata Om Ihsan kekuatannya yang jangan diremehkan, oleh karena itu harus positif dalam menggunakannya. Aye! 🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. He...he..masih banyak yang meremehkan kekuatan medsos. padahal sekali pencet kontennya merembes.

      Hapus
  3. Sosial media itu untuk kehidupan yang lebih baik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tujuan awal aplikator media sosial memang untuk kebaikan, tapi sayang usernya kadang salah gunakan. sehingga saran bang Bisot itu penting perlu dibangun pemahaman literasi digital

      Hapus