Senin, 17 Desember 2018

DHERA PAKIA; TRADISI HADIAH BAGI PENGANTIN PADA MASYARAKAT ADAT NDONA

Keluarga berkumpul dan menghidangkan hadiahnya untuk calon pengantin


Menikah adalah suatu moment yang sangat bahagia bagi dua insan manusia.  Seorang wanita dan seorang pria memadukan hatinya  dalam satu ikatan cinta kasih. Semua keluarga sanak saudara dan kerabat kenalan turut mempersiapkan dan ikut merayakan moment ini dengan do’a restu.

Disetiap daerah tentu memiliki tradisi masing-masing dalam rangkaian acara pernikahan. Sekalipun dalam satu daerah bisa saja ada perbedaan adat istiadatnya dalam proses pernikahan. Demikian juga dalam tradisi masyarakat adat Ndona Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Ya, kali ini saya mencoba untuk berbagi tentang salah satu proses dalam acara pernikahan pada masyarakat adat Ndona.

Pada masyarakat adat Ndona salah satu rangkaian dalam acara pernikahan adalah dhera pakia” (hidang pakaian). Secara harafiah “dhera“ artinya hidang dan “pakia” artinya pakaian. Namun dalam pemaknaannya "dhera pakia" merupakan pemberian kenang-kenangan berupa pakian bagi calon pengantin yang berasal dari keluarga dan kerabat dekat pengantin.

Moment ini biasanya dilaksanakan malam hari sebelum seremonial pernikahan yang akan dilangsungkan esok hari. Semua keluarga dan kerabat dekat hadir dengan membawa hadiahnya masing-masing untuk diberikan kepada calon pengantin.

Biasanya pihak-pihak yang akan memberikan hadiah kepada calon pengantin antara lain:
-   Orang tua kandung (jika orang tua kandung semua sudah meninggal maka anak laki-laki pertama yang bertanggung jawab).
-  Saudara  laki-laki yang sekandung ataupun satu keturunan  dengan ayah.
-    Saudara laki-laki yang sekandung dengan calon pengantin wanita.
-    Saudara laki-laki yang sekandung dengan ibu.



Acara ini dihadiri dan dipandu oleh seorang tokoh adat ataupun sesepuh dalam rumpun keluarga yang juga disimbolkan  sebagai saksi pada moment ini.

Masing-masing keluarga ataupun kerabat dekat akan menghidangkan pemberiannya dihadapan calon pengantin wanita dan pria dan hadirin yang lain. Meskipun tidak disebutkan jenis hadiahnya, namun ketika hadiah tersebut dihidangkan, maka pengantin akan melihat hadiah dari masing-masing keluarga tersebut.

Barang yang diberikan  kepada calon pengantin seperti sarung (tenun ikat), ragi mite (kain hitam untuk pria) ataupun sarung tekstil, baju pria maupun baju bodong untuk wanita, sandal, sepatu, dan beberapa aneka pemberian lainnya. Semua jenis pemberian tergantung dari keiklasan dan kemampuan dari keluarga.

Masing-masing keluarga menaruh hadiah pada nyiru atau dulang ataupun  benda lain yang berbentuk ceper dan lebar. Kemudian ketika dipanggil oleh pemandu acara maka istri ataupun saudari dari keluarga yang berkepentingan akan membawa barang pemberian dan menghidangkannya di hadapan pengantin.


Setelah proses ini usai, dimalam itu juga orang tua, paman ataupun yang sesepuh adat akan menasehati calon pengantin berdua tentang kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat. 

Seringkali moment ini terjadi sebagai  moment yang haru karena selain nasehat-menasehati biasanya pengantin wanita ataupun pria akan menyampaikan permohonan maaf dan memohon ijin serta restu dari keluarga karena ia esok akan melangsungkan pernikahan dan memasuki kehidupannya yang baru yaitu kehidupan berumah tangga.

OLEH X-SAN D


2 komentar: