Kamis, 13 Desember 2018

BENCI DENGAN KASIHAN; DIFABEL BANGKIT DENGAN KREASI UNIK.

Archy Said Difabel dengan karya  grafir

Bermula dari menerima share postingan facebook,  saya terkesima dengan karya unik seorang remaja difabel. Namanya Archy Said, warga RT 02 Desa Manulondo Kecamatan Ndona Kabupaten Ende. 

Sebelumnya saya memang  sudah mengenal sosok ini. Namun semenjak ia mengalami  musibah saya sudah jarang bertemu apalagi mengetahui perkembangannya. Hingga ia muncul dengan karyanya  yang unik  dan menggugah rasa kagum serta salut dengan semangat anak ini.  

Menyimak  postingannya, naluri menulis mulai terngiang-ngiang dibenak.  Update status saya di akun facebook tentang semangat dan kreasi uniknya mendapat  banyak respon.  Hingga  salah satu rekan dari RRI Pro 2 Ende berkomunikasi dengan saya untuk bertemu dengan anak tersebut.
Bersama Bung Armando (Crew RRI Pro 2 Ende) saat berkunjung ke kediaman Archy
Sayapun menghubungi Archy untuk menanyakan kesediaannya. Alhamdulillah beliau bersedia. Hari Sabtu, 22 September 2018  pukul 16.30,  bersama wartawan RRI Pro 2 Ende (Bung Armando Abdullah), kami bertandang ke kediaman Archy.

Diawal pertemuan, bukan muncul rasa kasihan dengan kondisi fisik archy yang sudah tidak normal seperti dulu.  Saya dan bung Armando terpana dengan karya grafir yang dipampang di kamarnya.
Armando dengan naluri pers-nya mulai menginterview archy. Dari  kondisi fisik maupun karya-karya yang sudah dibuatnya. Archy-pun  bercerita awal mula hingga ia mengalami cacat kaki.

“Tahun 2012, saat itu dia masih di kelas 2 SMKN 2 Ende. Pagi hari ketika  berangkat ke sekolah, angkot yang penumpangnya rata-rata anak sekolah mengalami kecelakaan dan terbalik di seputaran Ndona. Meskipun tidak ada korban jiwa namun Archy menjadi satu-satunya penumpang yang mengalami cederah parah karena kakinya dijepit bodi angkot.

Sejak saat itu  orang tua dan keluarganya terus berupaya untuk  menyembuhkan kakinya bahkan hingga ke Jakarta. Namun apa mau dikata,  kondisinya tetap tidak stabil hingga ia mengalami cacat kaki dan tidak bisa berjalan.

Menurut Archy, “awalnya Ia memang sempat mengalami depresi dengan kondisi fisiknya,”  “Jika dulu ia  mau kemana saja tanpa ada hambatan,”. Namun sejak musibah tersebut pergerakannya sudah terbatas meskipun dibantu kursi roda. Impian sekolahpun buyar karena harus melakukan pengobatan dengan rentang waktu yang cukup lama.

Seiring waktu, dengan pendampingan dan motivasi dari orang tua serta keluarga, ia mampu melewati masa-masa depresi. Ia akhirnya bangkit dari keterpurukan karena perasaan jengkel. Jengkel dengan kata kasihan yang ditujukan kepadanya.

Menurut Arkhy, “Setiap orang yang menjenguk saya selalu mengucapkan kata-kata KASIHAN”. Karena keseringan mendengar kata-kata tersebut, saya menjadi benci dengan kata “kasihan”.  Hingga terbersit dalam pikiran “saya masih punya tangan, masih punya otak,  anggota tubuh saya yang lain juga masih bisa berfungsi. Ini mungkin teguran dan hikmah dari Ilahi dan saya harus melakukan sesuatu agar orang tidak berbicara dengan kasihan ketika melihat saya, tetapi melihat karya saya”.

Awalnya Ia  mulai berkreasi dengan barang-barang bekas  seperti membuat hiasan lampu dari batok kelapa, miniatur motor gede (moge) dari bungkusan rokok atau kaleng bekas, robot-robotan dari pemantik bekas ataupun miniatur mobil dan bus yang juga dari barang-barang bekas. Hasil karyanya dipasarkan dimedia sosial. Hingga pada suatu kesempatan di media facebook ia bertemu dengan salah seorang seniman grafir kaca dari Mojokerto. Ia-pun  tertarik dengan karya-karya seniman Mojokerto tersebut.

Archy-pun membangun komunikasi dengan sang seniman dari Mojokerto. Namun awalnya sang seniman tersebut tidak percaya dengan cerita Archy tentang kondisi fisik dan tekad arkhy. Namun dari media videocall sang seniman akhirnya melihat langsung kondisi Archy.  Hingga akhirnya sang seniman Mojokerto memutuskan untuk membimbing Archy.

Hasil Karya Archy (sumber foto; facebook Archy Said)
Dengan belajar otodidak dan bimbingan jarak jauh dari seniman grafir di Mojokerto  Archy akhirnya bisa membuat karya sendiri. Ia-pun memasarkan karyanya pada media sosial. Alhamdulillah beberapa  orderan  lukisan grafir selain dari daerah NTT juga dari luar NTT  hingga luar negeri.

Dari cerita Archy said, saya dan Bung Armando tidak hanya terdecak kagum dengan karyanya yang  unik. Kami patut mengangkat topi dan salut dengan semangat beliau untuk bangkit dari keterpurukan dan berkarya dari keterbatasan fisiknya.

Ya, memang banyak orang difabel yang sukses. Tapi  butuh waktu bagi orang yang awalnya normal kemudian mengalami cacat fisik untuk bangkit dan membuat suatu karya.

Pasca wawancara dengan Bung Armando dikediamannya, RRI Pro 2 Ende dalam satu segmen acaranya beberapa kali mengundang Archy sebagai narasumber. Sejak saat itu orderan lukisan grafir semakin banyak.

Dalam benak saya muncul pertanyaan, “Jika yang difabel mampu bangkit dengan kreasi dalam keterbatasan, kenapa sebagian orang yang normal masih terkungkung dengan pola pikir yang stagnan dan mudah putus asa?

Inilah beberapa hasil karya Archy Said (Sumber Gambar Facebook Archy Said: https://www.facebook.com/arky.nko)

BAGI YANG BERMINAT
LAMPU HIAS ACRILIK MIKA
Kontak order ARCHY SAID
 : 085338388975
   082235572088








Dan inilah video wawancara kami dengan Archy Said.














7 komentar:

  1. Kreativitas yang musti digulung pak. Semangat selalu untuk Archy, berkarya dan berkarya terus 👍

    BalasHapus
  2. Luarbiasa dengan segala keterbatasan namun mampu brkarya dgn maksimal. Kita sudah menghasilkan karya yang seprti apa?

    BalasHapus
  3. Hebat! Jao saja yang belum pergi ke sana ketemu dengan dia hhahaha Armando curang na :D

    BalasHapus