Selasa, 04 Desember 2018

BELAJAR DARI LUBANG



Ada apa dengan lubang? Kenapa  perlu  belajar dari lubang?. Ya lubang yang secara alami melekat pada diri masing-masing.

Saya pernah menulis andekdotn tentang pertempuran antar sembilan lubang dalam diri manusia dengan bentuk yang berbeda-beda. Ada tujuh lubang yang menempati posisi  atas pada raga manusia dan terbuka (walaupun ada sebagaian yang menutupinya dan hanya mata yang terlihat). Kemudian ada dua lubang yang terletak pada posisi bawah dan harus disembunyikan.


Tujuh lubang di bagian luar masing-masing dengan bangga mengatakan merekalah yang paling penting. Saling klaim mengklaim terjadi, karena apabila tanpa mereka manusia tak berdaya.  Mulai dari mata, telinga, mulut hingga hidung mengesahkan  merekalah  organ yang paling berperan dalam raga manusia.  Lalu, bagaimanakah dengan kedua lubang bawah yang harus menempati area tersembunyi?


Mari kita membanyangkan kondisinya.  Seandainya mereka berdua ngambek dan mengunci pintunya, bagaimanakah reaksi ke-tujuh lubang-lubang di atas tadi?. Mungkin bola mata akan memutar-mutar dengan hitam putihnya yang sudah tak jelas, telingapun mungkin akan berdenging dengan ritme yang tak beraturan. Mulut pasti akan berteriak dengan iramanya yang sudah tidak beraturan seiring dengan  hidung yang napasnya mulai ngos-ngosan karena semua fungsi reproduksi tubuh telah terkunci.

Tapi keduanya rela dan iklas untuk menerima dalam menjalankan fungsinya. Apapun yang dipasok oleh ketujuh lubang di area atas terutama dari mulut, mereka tak pernah ngambek ataupun menolak. Entah itu yang enak atau tidak, yang manis maupun pahit sisa olahan  perut mereka siap untuk mengekspor ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui pintu bea dan cukai.

Dengan hal tersebut kita bisa memetik pelajaran bahwa dalam kehidupan tidak ada orang yang paling penting dan hebat antara yang satu dengan yang lainnya. Masing-masing memiliki peran dan saling membantu  antara yang satu dengan yang lainnya. Meskipun berbeda tapi dalam perbedaan itu kita saling mengenal. 
=Thanks=
" Mohon maaf jika ada kata atau kalimat yang tidak berkenan".

2 komentar:

  1. Semua punya peran yang sama ya, Om hehehe. Harus saling menghormati untuk mencapai harmonisnya kehidupan *agak ngelantur* hihihi.

    BalasHapus
  2. Ya seperti itulah kehidupan. Masing-masing memainkan peran sesuai fungsinya sekalipun itu benda mati seperti batu.

    BalasHapus